Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Fakta tentang khasiat dan Risiko Onani

Fakta tentang khasiat dan Risiko Onani

Banyak orang melakukan onani untuk mencapai orgasme di saat pasangan sedang nggak berada di dekatnya. Onani juga bisa menjadi salah satu cara untuk melatih diri mengendalikan orgasme. Meski demikian, banyak yang percaya bahwa onani bisa menimbulkan dampak berbahaya, seperti kebutaan dan tuberkulosis. Untuk mengetahui kebenarannya, simak penjelasan berikut.

Biasanya onani dilakukan dengan cara menyentuh, menggosok, atau memijat penis (pada lelaki) atau klitoris (pada wanita).

Pada lelaki, aktivitas ini diakhiri dengan ejakulasi atau keluarnya cairan dari kemaluan yang disebut dengan air mani. Di dalam cairan inilah terbisa sel-sel sperma. Saat mencapai orgasme, wanita juga bisa mengeluarkan cairan dari organ intimnya, tetapi hal ini lebih jarang terjadi.

Fakta-Fakta tentang Onani

Berikut ini beberapa fakta tentang onani berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang umum diajukan:

1. Apakah onani merupakan aktivitas yang nggak normal?

Secara medis, onani bukanlah perilaku yang nggak normal. Onani baru dianggap berbahaya jika sudah mengganggu hubungan seksual kamu dengan pasangan, atau menimbulkan kecenderungan ingin melakukannya di tempat-tempat umum.

2. Adakah khasiat onani?

Onani memilliki beberapa khasiat bagi kesehatan, salah satunya adalah untuk membantu kamu mengendalikan orgasme. Onani untuk melatih ejakulasi bisa menjadi salah satu cara untuk meringankan ejakulasi dini.

nggak cuma itu, onani juga dianggap mampu mengurangi/ Menghilangkan stres, membuat tidur lebih nyenyak, meredakan sakit kepala, serta memperbaiki suasana hati.

3. Apakah lelaki yang sudah memiliki pasangan nggak seharusnya melakukan onani?

Bukan sebuah pertkamu buruk jika kamu masih onani meski sudah memiliki pasangan. Onani bisa saja dilakukan oleh orang yang sudah menikah, misalnya bila pasangannya sedang nggak ingin atau nggak bisa berhubungan seks. nggak perlu khawatir, sebab onani nggak akan mengurangi produksi sperma kamu.

Meski begitu, nggak menutup kemungkinan pasangan kamu menjadi kurang nyaman jika kamu lebih memilih untuk melakukan onani. Ia bisa saja menganggap bahwa penyebab kamu masih onani adalah sebab dirinya nggak mampu memuaskan kamu di ranjang.

Oleh sebab itu, jalinlah komunikasi yang baik dan terbuka dengan pasangan. kamu bisa menjelaskan bahwa onani cumalah selingan, dan bukan merupakan cara utama kamu menbisakan kepuasan seksual.

4. Apakah benar onani bisa menyebabkan kebutaan dan tuberkulosis?

Onani bukan cuma dipercaya bisa menyebabkan kebutaan, tapi juga penyakit jiwa, tuberkulosis,  jerawat, bahkan kematian. Untungnya, itu semua nggak benar. Belum ada satu pun penelitian yang membuktikan kebenaran mitos-mitos tersebut.

5. Apakah terlalu sering onani menyebabkan disfungsi ereksi?

Disfungsi ereksi (impotensi) atau kenggakmampuan lelaki untuk mencapai ereksi saat berhubungan intim nggak disebabkan oleh sering onani.

Namun, terlalu sering onani memang bisa menyebabkan seseorang menjadi lebih terbiasa dan mungkin lebih menyukai cara ini untuk mencapai orgasme, ketimbang dengan pasangan. Hal inilah yang berisiko membuat kehidupan seksual dengan pasangan menjadi terganggu.

Melakukan onani secara sehat sebaiknya disertai dengan kesadaran untuk nggak melakukannya secara berlebihan. Hindari juga menyentuh, memijat, atau menggosok-gosok kemaluan terlalu keras, sebab bisa menyebabkan nyeri, luka, atau bengkak pada alat kelamin.

Hal lain yang penting untuk diingat, jika kebiasaan masturbasi atau onani sampai mengganggu aktivitas keseharian atau mengganggu kehidupan seksual kamu dengan pasangan, sebaiknya konsultasikanlah hal ini ke dokter.

Post a Comment for "Fakta tentang khasiat dan Risiko Onani "